Adakah Ular Naga ?
Benarkah mahluk yang bernama ular Naga yang berasal dari alam gaib ini ada dalam kenyataan yang sebenarnya ?
ULAR
NAGA mendengar namanya kita membayangkan sesosok mahluk berbentuk ular
raksasa yang memiliki kaki, bertanduk dan memakai mahkota di atas
kepalanya serta bisa menyemburkan bola api dari lidahnya. Ular Naga yang
dalam bahasa Cinanya “Liong” ini memang sudah sejak jaman dahulu
dikenal oleh masyarakat luas khususnya yang bertempat tinggal di pulau
Jawa.
Dalam
cerita pewayangan dikenal ular Naga yang menjadi dewa bernama
Sanghyang Antaboga yang konon menjaga di dalam perut bumi. Dalam
kesenian rakyat kita juga sering melihat bentuk ukiran yang berbentuk
ular Naga yang tertera pada gantungan dari kayu yang dipergunakan untuk
menggantung gamelan dalam keadaan mulutnya terbuka lebar dengan lidah
bercabang yang menjulur keluar.
Selain
itu benda-benda pusaka yang berbentuk keris banyak yang menggunakan
nama ular Naga ini. Seperti keris Naga Runting, keris Naga Ransang,
keris Naga Sasra dan lain sebagainya. Juga ada pusaka yang berbentuk
tombak yang bemama tombak Naga Baru Kelinting miliknya Ki Ageng Mangir
Wanabaya, asal dari Desa Mangir yang sekarang dikenal dengan nama
Kabupaten Bantul di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kepala
kapal layar juga banyak yang diukir dengan bentuk gambar kepala ular
Naga. Dalam kekaisaran Cina ular Naga banyak dilukiskan dalam benda
semisal singgasana kekaisaran dan juga benderanya. Konon ular Naga ini
mewakili kekuatan darat dan laut.
Di
dalam buku “Babad Cirebon Pasundan” juga disinggung tentang keberadaan
ular Naga ini. Diceritakan pada waktu Syarif Hidayatullah (nama
mudanya Sunan Gunung Jati Cirebon) hendak berguru pada ruhnya Nabi
Muhammad Saw., diperjalanan beliau bertemu dengan ular Naga yang
bernama Naga Saka. Bahkan ular Naga yang bernama Naga Saka ini bisa
berbicara laksana manusia. Oleh ular Naga Saka ini Syarif Hidayatullah
mendapatkan sebuah cupu yang memiliki kegunaan untuk menerawang yang
gaib dan berkhasiat untuk obat.
Dalam
perjalanan selanjutnya Syarif Hidayatullah bertemu lagi dengan ular
Naga yang bernama Naga Raja yang juga bisa berbicara seperti manusia.
Kali ini Syarif Hidayatullah mendapatkan lawe benang yang memiliki
kegunaan untuk pagerana badan.
Dan
setelah beliau menjadi seorang waliyulloh dengan gelar Sunan Gunung
Jati atau Syeikh Syarif Hidayatullah pada waktu beliau sedang berada di
gunung Jati Cirebon ketika sedang melakukan shalat hajat. Setelah
selesai shalat hajat beliau didatangi oleh ular Naga yang amat besar
guriyangnya (penjaganya) pulau Jawa minta mengabdi padanya.
Oleh
beliau ular Naga yang amat besar ini diminta mengabdi padanya dalam
bentuk keris. Oleh beliau ular Naga raksasa ini kemudian disabda menjadi
sebilah keris dan diberi nama Kaki Naga Cede, yang kemudian hari keris
ini diserahkan pada salah seorang putranya yang bernama Pangeran
Sabakingkin yang menjadi Sultan di Banten pada tahun 1526 Hijriyah
dengan gelar Sultan Muhammad Hasanuddin.
Bapak
Abu Khalid M.A dalam bukunya yang berjudul “Kumpulan Kisah Nabi Khidk
As Dan Karomah Para Sufi” yang diterbitkan oleh Penerbit “Terbit
Terang” Surabaya, dalam Bab. Ibrahim Bin Adham (Salah seorang murid
Nabi Khidk AS). Pernah menuturkan tentang ular Naga ini.
Pada
suatu malam dimusim salju, Ibrahim sedang, berada dalam ruang
pertapaannya. Malam itu udara sangat dingin dan untuk bersuci Ibrahim
harus memecahkan es. Sepanjang malam badannya menggigil namun ia tetap
melaksanakan shalat dan berdo’a hingga fajar menyingsing. Ia hampir mati
kedinginan. Tiba-tiba ia teringat pada api. Di atas tanah dilihatnya
ada sebuah kain bulu. Dengan kain bulu itu sebagai selimut iapun
tertidur.
Setelah
hari terang benderang barulah ia terjaga dan badannya terasa hangat.
Tetapi segeralah ia sadar bahwa yang disangkanya sebagai kain bulu itu
adalah seekor Naga dengan biji mata berwarna Merah darah. Ibrahim panik
ketakutan dan berseru : “Yaa Allah, Engkau telah mengirimkan mahluk ini
dalam bentuk yang halus, tetapi sekarang terlihatlah bentuk sebenarnya
yang sangat mengerikan. Aku tidak kuat menyaksikannya”. Naga itu
bergerak dan meninggalkan tempat itu setelah dua atau tiga kali bersujud
di depan Ibrahim”
Sekarang
timbul pertanyaan dalam benak kita, apakah memang benar ular Naga ini
ada dalam realita yang sebenarnya ? untuk menjawab pertanyaan ini,
berikut ini kesaksian beberapa orang yang pernah melihat ular Naga ini.
1). Bapak Wasngad (82 tahun) warga Desa Wanguk, Blok Bunut Kidul, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu.
Bapak
yang pemberani dan memiliki urat raja keleng dikedua belah telapak
tangannya ini pernah melihat ular Naga dipekarangan miliknya yang
ditumbuhi rumpun pohon bambu Ampel. Saat itu bapak empat belas orang
anak ini mendengar suara ngos ngos ngos dan ternyata setelah dilihat
secara seksama suara itu berasal dari suaranya ular Naga yang sedang
menjalar dengan santainya. Ketika diperhatikan terus, ular Naga ini
lenyap di sebuah lorong jembatan saluran pembuangan air.
2). Bapak Roso (45 tahun ) warga Desa Kedungwungu, Blok Kesambi, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu.
Pada
waktu itu bapak Roso ini sedang melakukan perburuan terhadap sebuah
keris yang bernama keris Naga Runting di belakang rumahnya bapak Kanul
warga setempat yang ada pohon Bernuk dan ada kolam airnya (balong bhs:
Jawa). Menurut penuturannya ketika dirinya melakukan ritual selama
berhari-hari pada malam hari dilokasi yang ada pohon Bernuknya ini
berada. Ketika mengijak hari yang ke-13 nya, dipojok yang ada pohon
Bernuknya ini muncul sinar besar.
Konon
sinar ini meskipun dekat akan tetapi kelihatan jauh. Karena didorong
oleh rasa penasaran bapak Roso inipun mencoba mengulurkan tangannya
untuk meraih sinar tadi. Tidak berapa lama kemudian asalnya dari sinar
berubah wujud menjadi ular Naga lengkap dengan mahkotanya. Konon ular
Naga ini besarnya sebesar orang.
“Pertama
agak kecil, besarnya sebesar orang. Akhirnya bertambah besar-bertambah
besar. Entah perasaan matanya Saya entah perasaan takutnya Saya.
Namanya orang takutsih gimana ? Yang namanya sipat seperti itu
barang-barang gaib susah dimengerti. Seakan-akan balong itu keputaran
semua melingkarnya ular Naga itu. Jadi ceritanya saya melompat dari
situ. Ya setelah Saya melompat ular Naga yang besar itu tidak ada,
kembali seperti alam biasa setelah keluar dari situ” ujar bapak Roso
pada penulis.
3). Ibu Wasni ( 42 tahun ) warga Desa Kedungwungu, Blok Wanguk Lor Barat, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu.
Pada
waktu itu ibu Wasni ini sedang mengambil daun pohon Singkong
dikebunnya bapak Saminah yang lokasinya dekat dengan sungai Kulon yang
angker. Pada waktu itu ibu Wasni mendengar suara kok kok kok. Mendengar
suara yang cukup asing dipendengarannya ini, ibu Wasnipun segera
tengak tengok mencari sumber suara. Betapa terkejut dirinya karena
tidak jauh darinya ada ular Naga sedang melingkarkan tubuhnya;
sedangkan mulut ulat Naga tersebut menganga menghadap ke arah dirinya.
Konon
menurut penuturannya, ular Naga yang dilihatnya ini kepalanya seperti
kepalanya seekor Kuda. Mukanya dan lidahnya berwama Merah bekilauan
seperti emas. Disamping itu ular Naga ini memakai anting-anting dan juga
mahkota diatas kepaknya, sisiknya sebesar piring seng berkikuan dan
ada kakinya. Akibat melihat ular Naga ini, konon ibu Wasni ini sampai
jatuh sakit selama 3 hari. “Untung kakak Saya orang pintar, kalau tidak
entahlah nasib Saya” ujar ibu Wasni pada penulis.
Setelah
mendengar 3 orang saksi tersebut di atas tentunya kita bisa mengambil
suatu kesimpulan bahwa memang benar bahwa ular Naga ini ada dalam
kenyataan yang sebenarnya, hanya saja ular Naga ini hidupnya di alam
gaib karena termasuk bangsa Jin (mahluk halus). Kalaupun sewaktu-waktu
bisa terlihat oleh manusia, itu cuman kebetulan saja atas izin Allah
SWT. Karena tanpa izin dari-Nya, tidak mungkin semua itu bakal terjadi.
Konsultasi silakan hub : 081275555570 / BBM 2396242D